Nasional

Breaking News

Kecelakaan Berulang di Depan SD Negeri Doko, Warga Kediri Geram: Turun Tangan Atur Lalu Lintas Sendiri!


Kediri, jatim.expost.co.id – Kesabaran warga Desa Doko, Kabupaten Kediri, akhirnya habis. Lelah dengan janji tanpa aksi nyata, sejumlah orang tua murid memilih turun ke jalan untuk mengatur arus lalu lintas di depan SD Negeri Doko. Langkah nekat ini mereka ambil sebagai bentuk protes atas seringnya kecelakaan yang menimpa para siswa setiap jam pulang sekolah.

Aksi itu dipicu tragedi pada Sabtu (16/8/2025). Seorang siswa kelas 6, Andaru, mengalami kecelakaan saat menyebrang di depan sekolah sekitar pukul 10.30 WIB. Bocah malang itu mengalami luka di tangan, kaki, bahkan kepalanya. “Ini bukan pertama kali, sudah terlalu sering anak-anak jadi korban. Kalau tidak segera ada solusi, bisa jadi nyawa berikutnya melayang,” kata salah satu orang tua murid dengan nada geram.

Fakta di lapangan memang memperlihatkan situasi yang memprihatinkan. Jalan di depan SD Negeri Doko merupakan jalur ramai kendaraan bermotor, sementara fasilitas keselamatan nyaris tidak ada. Zebra cross tidak jelas, rambu lalu lintas minim, dan penjagaan resmi dari aparat pun nihil. Akibatnya, para siswa harus berjudi dengan keselamatan setiap kali hendak menyeberang.

Kepala Sekolah Lempar Bola, Desa Tutup Mata

Kepala Sekolah SD Negeri Doko, Jamal Abdul Malik, mengklaim sudah berupaya mencari solusi. Ia menyebut telah menugaskan satpam sekolah untuk membantu penyebrangan murid. Namun, solusi itu dinilai hanya tempelan. “Faktanya kecelakaan masih terus terjadi. Kami sudah sampaikan juga ke kepala desa, tapi tidak ada tanggapan sama sekali,” ungkap Jamal.

Ironisnya, kantor desa yang berjarak hanya selemparan batu dari sekolah justru terlihat tak peduli. Beberapa orang tua murid bahkan mengaku aduannya dimentahkan mentah-mentah. “Bukannya memberi solusi, kepala desa malah menyalahkan satpam sekolah. Seolah-olah masalahnya selesai dengan mencari kambing hitam,” keluh salah satu wali murid.

Warga Bertindak: "Keselamatan Anak Lebih Penting dari Janji Kosong"

Merasa dibohongi dengan janji manis tanpa tindak lanjut, warga kini memilih untuk mengatur lalu lintas secara mandiri setiap jam pulang sekolah. Mereka berdiri di tengah jalan, menghentikan kendaraan, dan memastikan anak-anak bisa menyeberang dengan aman.

Bagi warga, aksi ini adalah bentuk tamparan keras bagi pihak sekolah, pemerintah desa, hingga instansi terkait yang seharusnya bertanggung jawab atas keselamatan publik. “Kalau kami orang tua murid bisa menjaga anak-anak dengan sukarela, kenapa pemerintah yang punya kewenangan justru diam saja?” tegas salah seorang warga dengan nada tinggi.

Kasus ini menambah catatan panjang buruknya perhatian pemerintah terhadap keselamatan siswa di sekitar sekolah. Padahal, korban sebelumnya bukan hanya luka-luka, ada pula yang sampai meninggal dunia akibat kecelakaan di titik rawan ini.

Warga menuntut agar segera dilakukan langkah nyata, bukan sekadar janji:

Pembangunan zebra cross yang layak dan jelas.

Penempatan rambu lalu lintas di area sekolah.

Penugasan aparat kepolisian atau petugas Dishub untuk berjaga di jam masuk dan pulang sekolah.


“Nyawa anak-anak bukan bahan percobaan. Jangan tunggu korban berikutnya baru bergerak. Kami akan terus turun jalan sampai ada solusi nyata,” tegas warga dalam protesnya.

Situasi di depan SD Negeri Doko kini menjadi cermin betapa keselamatan anak-anak sering kali hanya jadi wacana tanpa prioritas. Sementara itu, suara warga yang lantang menuntut perubahan terus menggema: “Hentikan kelalaian, selamatkan anak-anak kami!”

0 Komentar

© Copyright 2022 - jatim.expost.co.id