Kemacetan Parah di Perempatan Kebonagung Pasuruan, Infrastruktur dan Traffic Light Dinilai Gagal Mengurai Volume Exit Tol

 

KOTA PASURUAN

Arus lalu lintas di perempatan Kebonagung, Kota Pasuruan, kerap mengalami kepadatan parah, terutama pada jam-jam sibuk. Peningkatan volume kendaraan yang keluar dari pintu tol (exit tol) disebut menjadi imbas utama kemacetan, bahkan menyebabkan antrean panjang hingga memenuhi jalur lawan arah.

Kemacetan paling terasa datang dari arah barat (exit tol) yang menuju perempatan Kebonagung. Kepadatan ini memaksa pengendara harus mengantri lama, menanti giliran lampu hijau untuk bisa melintas. Kondisi diperparah ketika kendaraan besar dari arah berlawanan seringkali enggan mengalah, memperburuk situasi lalu lintas.

Salah satu pengemudi truk, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan kesulitan saat harus melintas di tengah waktu lampu hijau yang singkat, terutama saat berpapasan dengan truk besar lainnya.

“Di perempatan arah Surabaya kalau kita salipan [berpapasan] dengan truk sama besarnya kesulitan juga untuk belok ke arah Malang. Lampu hijau jadi merah, yang berdampak dari arah Malang jalan juga, akhirnya banyak kendaraan yang mengklakson,” ungkap pengemudi tersebut. Senin (24/11/25)

Situasi ini menyoroti bahwa durasi traffic light saat ini tidak lagi memadai untuk mengakomodasi volume dan dimensi kendaraan besar yang melintas, terutama setelah adanya gerbang tol.

Kondisi kepadatan arus yang drastis ini dinilai tidak diimbangi dengan upaya perbaikan infrastruktur yang semestinya sudah dilakukan oleh Dinas Perhubungan setempat. Rencana penting seperti Pelebaran jalan dan Pemindahan lokasi traffic light ke tempat yang lebih ideal. Kedua rencana tersebut dilaporkan belum juga terealisasi.

Kemacetan diperparah oleh penyempitan jalan di perempatan Kebonagung, membuat pengendara dari arah barat tidak bisa lagi berbelok kiri secara langsung dan harus ikut dalam antrean panjang jalan lurus terlebih dahu

Masyarakat berharap instansi terkait segera mengambil tindakan tegas dan merealisasikan perbaikan infrastruktur yang tertunda untuk mengurai kemacetan yang terjadi setiap hari di salah satu koridor utama Kota Pasuruan tersebut.”

( Yusuf. )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *