Aceh Singkil : 5/12/2025
Hj ,Endang pemilik SPBU Lipat Kajang akhirnya memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang menyebutkan bahwa wartawan dilarang melakukan peliputan saat antrean BBM memanjang di SPBU tersebut. Ia menegaskan bahwa informasi itu tidak benar,
dan dikhawatirkan dapat menyesatkan publik.
Menurut Hj. Endang, seluruh aktivitas di SPBU Lipat Kajang selama ini berada di bawah pengawasan ketat Kapolsek beserta anggotanya selama 24 jam. Dengan adanya pengawasan ini, ia memastikan bahwa pihaknya tidak pernah dan tidak mungkin menghalangi kerja jurnalistik.
Hj. Endang juga menjelaskan kondisi pasokan BBM yang diterima SPBU setiap hari. SPBU Lipat Kajang hanya memperoleh 8 ton Pertalite dan 8 ton Biosolar per hari. Dengan jumlah tersebut, kebutuhan masyarakat yang terus mengantre sering kali tidak terpenuhi.
Bagaimana mungkin adanya impormasi dugaan penimbunan BBM sementara pasokan harian saja tidak mencukupi kebutuhan warga yang mengantre setiap hari dia dan malam tegasnya.
Ia menilai tudingan penyelewengan BBM maupun penimbunan tidak berdasar dan berlawanan dengan fakta di lapangan.
Menanggapi laporan mengenai sikap tidak kooperatif seorang pria berinisial IW yang disebut sebagai manajer SPBU, Hj. Endang memberikan klarifikasi bahwa IW tidak bermaksud melarang peliputan.
Menurutnya, manajer hanya mengimbau agar awak media menjauh dari area dispenser, karena Pertamina telah menetapkan larangan penggunaan kamera, HP, dan aktivitas yang berpotensi memicu api di sekitar tiang pulau pompa. Larangan itu juga tertulis jelas pada stiker di area SPBU.
Bukan melarang meliput, tapi mengarahkan agar lebih aman sesuai aturan Pertamina. Ini murni soal keselamatan, bukan pembatasan kerja media,” jelasnya.
Di sisi lain, masyarakat tetap mengeluhkan kebijakan pembatasan pembelian BBM, terutama bagi kendaraan roda dua. Batas pembelian yang sebelumnya Rp50 ribu, pada Jumat (5/12) setelah salat Jumat, diturunkan menjadi Rp20 ribu.
Kebijakan itu diterapkan untuk membagi pasokan terbatas agar lebih banyak warga bisa terlayani. Sementara walaupun demikian masih banyak masyarakat yang tidak mendapatkan BBM .sumber liputan NS
( Dedi, S )



