PASURUAN – Janji politik Sunariyah Kades Nogosari Kecamatan Pandaan Pasuruan untuk melakukan penutupan warung kopi bernuansa karaoke rupanya terlaksana. Saat ini, warkop Meiko benar benar berada dalam genggaman politik Kades Sunariyah. Rabu (3/12/2025)
Saat ini, para pengusaha warkop harus behadapan dengan penguasa politik yang sedang berkuasa di Desa tempat mereka mengais rizki. Sehingga, mau tidak mau mereka para pengusaha harus bertekuk lutut dengan kebijakan yang mengatasnamakan tuntutan warga karena sang Kades kadung janji untuk melakukan penutupan.
Semalam, sejumlah aparat kepolsian dan trantib Kecamatan Pandaan, melakukan penutupan di warkop yang sedang asik beraktivitas. Sejumlah pengunjung terlihat semburat melihat iring iringan mobil polisi dengan jumlah personil berseragam lengkap.
Meski sempat ada perdebatan, warkop warkop yang berada di deretan ruko tersebut akhirnya ditutup atas perintah Kabag Ops Polres Pasuruan. Kasi Trantib yang saat maju mundur untuk menutup Meiko akhirnya berani karena personil kepolisian yang diturunkan jumlahnya banyak.
penutupan, ternyata ada cacatan hitam yang dialami oleh pihak Meiko. Rupanya, perjalanan bisnis mereka harus dibayang bayangi dengan jatah “upeti” tiap bulannya. Yang paling gamblang, jatah upeti itu rupanya masuk ke kantong pribadi Sunariyah. Buktinya, ada sejumlah bukti transfer yang masuk ke nomor rekening atasnama Sunariyah.
Menurut Wahyu Nugraha, Sunariyah meminta jatah tiap bulannya 2,5 juta rupiah. Kata Wahyu, jatah yang mengalir ke Kades Nogosari itu sudah berlangsung sejak Desember 2024.
“Tiap bulannya uang yang masuk pada bu Kades itu totalnya Dua juta Lima Ratus,” tegas Wahyu Nugroho.
Wahyu menegaskan bahwa uang tersebut adalah permintaan Kades Nogosari. Buktinya kata Wahyu, percakapan percakapan itu sudah dia simpan sebagai bahan untuk melaporkan sang kepala desa.
Warkop Karaoke Pandaan, Uang Jutaan Masuk Rekening Atasnama Sunariyah
“Ada bukti chat permintaan dan bukti transfer yang masuk ke rekening Sunariyah,” kata Wahyu.
Beberapa waktu lalu, memang santer pemberitaan tentang adanya permintaan jatah “upeti” yang dilakukan kepala desa Sunariyah. Saat dikonfirmasi, Sunariyah mengatakan jika dirinya menerima uang dari seseorang bernama Rosi dan Soleh.
Sunariyah membantah jika aliaran upeti itu atas permintaannya. Kata Sunariyah, dia tidak pernah meminta namun sudah ada tiap bulanan. Kades Nogosari itu bahkan makin buka-bukaan jika jatahnya sempat turun. Alasannya, karena yang lain masih banyak yang diberi jatah juga.
“Kemudian hari di panggil lagi jatah di turunkan dengan alasan banyak yang dikasih,” ungkap Kades Nogosari.
Bahkan, Sunariyah mengakui jika dirinya mengunakan berbagai macam cara agar transferan itu segera dikirim.
“Dan itupun saya nagih nagih berbagai alasan biar di TF,” imbuh Kades Nogosari.
( Yusuf )





